Selasa, 03 Mei 2011

gomenasai darling.

bukan soal waktu ataupun cinta.
ini soal kebiasaan dan kenangan.

dari awal seharusnya memang harus di tetapkan semua harus seimbang.
ga ada yang lebih dan ga ada yang kurang.
semua harus di kontrol dengan baik.

dan itu smua sudah aku lakukan,
merasa bentengku sudah cukup kokoh,
kuat berdiri tegak meskipun badai pasti menerpa suatu saat.
dengan menyepelekan seseorang yang singgah di hari hariku
hanya seorang dengan pengalaman 0 besar.
berfikir bentengku ga akan jebol sebesar apapun badai itu datang.

dan ternyata,
orang itu yang mampu meluluh lantakkan duniaku rata dengan tanah.
bahkan kalo ada tempat di bawah tanah,
di situlah tempat puing puingku berserakan.

bentengku runtuh,
tak ada yang tersisa.

dia orang yang membuatku terlena oleh kebahagiaan sesat
saat aku memilikinya,
saat hari hariku penuh dengan senyumnya,
saat telingaku penuh dengan suara khasnya,
saat hanya aroma tubuhnya yang bersemilir di sela oksigen yang ku hirup,
saat mataku terbutakan oleh wajahnya,
saat tidurku tak nyenyak bila ga ada kata kata manis yang menina bobokan ku,

dia.
dia yang membuatku begitu merasa orang paling bahagia seentero dunia saat memilikinya,
dan yang membuatku terpuruk, terkubur sendirian di dalam tanah. gelap. tak bisa bernafas. bisu. saat dia tak ada lagi di hari hariku.

lagi lagi bukan masalah waktu dan cinta.
ini jelas semua karena kebiasaan dan kenangan.

seharipun tak pernah aku tak melihat wajah segarnya,
tak seharipun dia tak ada di sampingku,
disana ada dia di situpun ada dia.

kebiasaan setiap pagi melihat senyumnya,
kebiasaan setiap malam dia mencium keningku saat akhirnya memang waktu harus memisahkan kami.
kebiasaannya yang slalu ingin melakukan yang terbaik untukku.

entah kenapa aku bisa selemah ini,
semua benteng yang ku bangun seakan sia-sia.
entah kenapa aku bisa terbuai oleh kebiasaan,

apapun yang dia lakukan untukku,
apapun yang kami lakukan bersama,
semuanya adalah kenangan,

lagi lagi ini bukan soal waktu,
waktu tak akan perduli meskipun telah banyak yang telah kami habiskan bersama,
waktu juga tak perduli aku masih sibuk menyusun serpihan serpihan luka yang masih berserakan di tanah saat dia pergi,
waktu tetap terus berjalan, meninggalkanku yang masih terus menggambar wajahnya di benakku dalam diam.

bukan soal cinta,
aku ga tau apa itu cinta. cinta itu abadi.
sedangkan aku dan dia TIDAK.
ini jelas tak seindah cinta.
aku dan dia lebih dari indah ketika bersama.
tapi ketika berpisah, aku hanya sampah. dan dia tetap menjadi BINTANG.
bintang yang indah di hatiku. ga akan berubah.

maaf. maaf jika aku memang miskin kesabaran.
setiap aku melihat wajahmu sayang,
aku lemah. aku sabar. aku bahkan seakan melayang ke arah manapun kau bawa.
tapi ketika kita jauh sayang,
maafkan hatiku dan egoku yang slalu menginginkanmu.
maafkan segala khilafku yang tak bisa lagi ku tahan selagi tak ada tameng yang selalu menjaganya dengan baik, yaitu senyummu.
maaf sayang, aku mengakhiri semua kisah indah kita.
maaf sayang, aku terluka. aku terluka dalam ketika membiarkanmu pergi.
aku lemah tanpamu sayang.
tapi aku terlalu egois untuk memilikimu,
maaf sayang, aku ga pernah mengerti kejenuhanmu..
maaf sayang, aku terlalu sayang padamu sehingga membiarkanmu pergi.
maaf sayang, sampai detik ini aku sayangku padamu tak berkurang sedikitpun.
maaf sayang, aku harus menjaga ini semua dalam hatiku. ini semua tak sama dengan apa yang kau lihat sayang. dan mungkin satu pintaku, lihat hatiku sayang, meskipun aku tak lagi milikmu. meskipun aku telah menyakitimu sayang. jangan lupakan aku di hatimu.

maaf sayang. maaf. akupun terluka sayang.
bahkan lukaku, selalu beriringan dengan sayangku padamu.
tak akan sembuh jika tak ada orang lain yang lebih darimu,
yang mampu mengobatiku dengan sayangnya yang melebihi sayangku padanya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar