Rabu, 13 Juli 2011

6 years in love (korean movie)


Judul : 6 years in love (2008)
pemain :  Kim Ha Neul as Dajin
               Yoon Kye Sang as Jae Yeong

ni film berhasil membuat emosi saya bercampur aduk dari awal nonton. recommended bgt deh film ini!

Daijin dam Jaeyong sudah berhubungan selama 6 tahun. dari mereka SMA sampai kerja. rumah mereka pun deketan karena sangking mereka pengen sering ketemu (walopun sebenernya si daijin malah lebih sering tidur di tempat Jae Yeong).
ceritanya berawal dari anniversary mereka yang ke 7. seperti dalam kehidupan nyata. selalu perempuan yang lebih bersemangat untuk merayakan ulang tahun jadian (ya kan?) sedangkan si Jae Yong malah terlihat cuek. dan bahkan lupa.

mereka janjian di sebuah cafe langganan, Daijin sudah mempersiapkan hadiah berupa jam dan kartu ucapan dengan foto sepasang kakek nenek yg saling berangkul dan tersenyum bahagia. sedangkan Jae Yong (dengan sangat kurang ajarnya) sudah terlambat, dan dia hanya membawa bunga plastik yang di ambil dari hiasan di depan cafe. (ini termasuk adegan yang bikin saya menyipitkan mata, dan bergumam "dasar laki laki")

Jae Yeong memang tipe tipe laki laki yg sedikit gila "s*x" sedangkan Daijin merasa kesakitan ketika Jae Yeong meremas dadanya. jadi untuk beberapa waktu "kegiatan" mereka ada sebagian yang tidak bisa di lakukan. Jae Yeong pun tidak peduli akan rasa sakit Daijin, dia hanya menyuruhnya kerumah sakit tanpa di temani, dan tidak menanyakan hasil kelanjutan pemeriksaan.

dan kemudian di tempat kerja Jae Yong kedatangan wanita cantik yang baru patah hati. hubungan mereka di awali dengan saling curhat, dan kemudian semakin meningkat ketika Jae Yeong bertengkar dengan Daijin karena Daijin sudah mencium gelagat Jae Yeong yang sering berbohong dan pulang dengan mabuk, sehingga daijin mengungsi ketempat ibunya, dan rumah Jae Yong di renovasi.

sedangkan Daijin secara tidak sengaja di haruskan berkerja sama dengan seorang penulis muda yang tampan namun mengalami gangguan pendengaran. terlihat bahwa sang penulis menyukai Daijin. namun, Daijin tidak meresponnya dengan baik.

dan ketika Daijin berusaha mengalah untuk memperbaiki hubungan mereka dengan datang kerumahnya memakai baju china dengan payungnya (ga tau namanya apa) dengan mengendap endap untuk memberikan kejutan. yang ada malah Daijin mendengar percakapan Jae Yeong dengan sahabatnya di telfon dan mengatakan bahwa Daijin baginya mungkin hanya seperti keluarga. rasa cinta Jae Yong memudar. Daijin pun sakit hati dan pergi.

namun lagi lagi Jae Yeong meminta maaf, namun Daijin masih ragu untuk memafkannya.
dan terjadilah,
Jae Yeong kesepian, dan mengajak perempuan itu minum dan kerumahnya.

Tak lama kemudian Daijin pun melunak dan datang kerumah Jae Yeong, Jae Yeong pun menyambutnya dengan bahagia. namun Daijin menemukan tulisan perempuan itu di kaca wastafel "terimakasih untuk malam yang indah" dan menemukan sikat giginya. dan perempuan itu tiba-tiba menelpon Jae Yeong untuk bertemu terkahir kalinya karena dia akan ke luar negeri. dan ternyata perempuan itu sudah ada di depan rumahnya, Jae Yeong pun berbohong pada Daijin ada rapat mendadak demi mangabulkan keinginan perempuan itu. dan ternyata Daijin mengintip Jae Yeong dengan perempuan itu.

daijin pun langsung pergi dan menelpon si penulis untuk membawanya pergi berjalan jalan, Daijin memintanya ke tempat kencannya dengan Jae Yeong pertama kali. namun tak di nyana, Daijin dan penulis itu mengalami kecelakaan.

Jae Yeong langsung ngebut ke RS ketika mendapat kabar tersebut, dan langsung marah besar ketika melihat daijin bersama laki laki lain. daijin bersikeras untuk tetep menemani sang penulis ikut ke dalam taksi meskipun Jae Yeong sudah hampir memukul penulis itu dan mengatakan Daijin pelacur. daijin menamparnya dengan keras sambil berteriak 'cukup! apa kamu sama sekali tak sadar' dan menangis. kemudian pergi bersama penulis itu dan meninggalkan Jae Yeong yang membeku terkena tamparan Daijin.

dari situlah terungkap, ternyata selama 6 tahun Daijin baru kali ini menampar Jae Yeong. dan ternyata dulu Jae Yeong pernah ketauan selingkuh, tapi dia tidak mengakuinya, malah balik marah dan berlari keluar rumah hujan hujan. namun Daijin menyusulnya dan memintanya kembali ke rumah sambil menangis tersedu sedu, Jae Yeong pun merasa kasihan, di usapnya air mata Daijin. 'kenapa kau susah sekali mengucapkan kata maaf?' sambil menangis. Jae Yeong pun merasa bersalah (kenapa laki laki begitu yah?) dari awal dia memang merasa bersalah namun sulit untuk merendahkan sedikit egonya. 'pukul aku!' kata Jae Yeong. namun Daijin malah menangis makin keras. 'lain kali jika aku melakukan hal itu lagi, tolong pukul aku!' kata Jae Yeong. (adegan ini yang paling buat aku nangis!)

dan Jae Yeong pun sadar bahwa Daijin tau dia berselingkuh. Jae Yeong memutar mobilnya dan mengejar taksi Daijin, kemudian menabraknya dengan keras. Jae Yong langsung menarik penulis itu keluar dan terjadilah baku hantam. Daijin sudah berteriak dan menarik Jae Yeong namun dia tidak menggubrisnya. daijin langusng mengeluarkan kursi dari mobil (gtau tuh dy tau drmana disitu ada kursi -_-) kemudian menghantamkannya ke mobil Jae Yeong sampai kacanya pecah dan kapnya hancur. Jae Yeong pun berhenti dan memaki Daijin. tapi Daijin tak berhenti sampai kursinya di rebut oleh Jae Yeong. dan Daijin pun pergi dengan si penulis naik taksi lagi, dan lagi lagi meninggalkan Jae Yeong dengan mobilnya yang hancur.

dan akhirnya merekapun break up,
dan Daijin memang cewek yang super sabarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr bengeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeett,
mereka putusannya juga baik baik. tapi Daijin pun pindah rumah.
beberapa bulan (atau tahun ya?) kemudian ,
gak sengaja mereka bertemu lagi pas sama sama cari rumah baru.
Jae Yeong berubah , jadi berkacamata dan mengaku bahwa dia sudah berhenti merokok, (daijin selalu melarangnya merokok namun dia gak pernah benar2 berhenti, dulu)
dan Jae Yeong mengirimkan gambar kartu ucapan yg di waktu ultah hubungan mereka yg ke 7,
"tak peduli kita masih mencintai, tak peduli kita masih merindukan yang lain dalam diam... kita tetap akan saling menyakiti. apakah bisa kita seperti dulu lagi? apakah akan lebih baik? seperti tulang yang patah, kemudian di obati lagi.. maka dia akan makin kuat? apakah tetap saling menyakiti? lihat saja nanti.. akupun tak tau"
ahhhh kata kata nya bagus banget....
filmnya juga bagusssssss!!!!

winda

“win….” Winda dengan sigap menghapus air mata yang baru saja bergulir di pipinya, lalu menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
                “Ngapain?” Tanya Riri.
                “Mencari udara segar..” jawab Winda sambil tersenyum. Riri duduk di samping Winda dan ikut menatap ke kolam kecil di depan mereka.
                “Minggu depan aku mau jalan-jalan ke Bali. Ikut?” Tanya Riri. Winda menggeleng pelan.
                “Banyak bule ganteng lhoo ,Win….” Desak Riri. Winda menggeleng sambil tersenyum.
                “aku lebiih suka made in Indonesia Ri…”
                “pantainya mantap Win…. Kita bisa latian surfing!” . winda menggeleng lagi. Tatapannya tak lepas dari air mancur yang ada di kolam kecil itu.
                “Bisa belanja seeepuasnya! Kita bisa hunting lukisan…. Kita bisa—“
                “aku baik-baik aja Ri…” kata Winda pelan sambil menoleh kea rah Riri , tersenyum tipis, dan kembali menatap air mancur. Riri terdiam.
                “Sumpah aku baik-baik aja . jangan berlebihan seperti orang tuaku Ri…” kata Winda lagi.
                “Hei aku sama sekali tak ber—“
                “paling orang tuaku juga yang menyuruhmu.” Kata Winda lagi. Riri terdiam. Dalam hati Ia mengiyakan kata-kata Winda. Orang tua Winda memohon padanya untuk menghibur Winda. Mengembalikan Winda seperti sedia kala. Bahkan ke luar negeri pun orang tuanya dengan senang hati membiayai jika Winda menginginkannya. Walaupun orang tua Winda tau , bahkan Riri juga tau dengan jelas betapa kerasnya watak Winda.
                “Lihat aku. Aku baik-baik aja, Ri. I’m fine!” tegas Winda.
                you’re pathetic ,trust me .” jawab Riri.
                “kau lihat darimana ? coba lihat baik-baik Ri . aku baik-baik aja..” kata winda.
                “kau kira aku tetangga barumu,Win? Kita dari orok sudah sama-sama. Rumah kita Cuma beda 2 rumah. Orang tuamu ,orang tuaku juga win. Baju ku baju mu juga. Jangan meremehkan aku,Win.” Kata Riri.
                “Hei , sejujurnya aku tak mau punya seorang ayah yang berbadan babon dan suka jogging topless memamerkan perutnya yang buncit seperti ayahmu itu , Ri..” kata Winda.
                “dan sebenarnya aku juga tak mau meminjamkan dress chanel merahku padamu saat prom night waktu jaman SMA dulu. kalo aku tau , sebenarnya aku sudah merasa kau akan menjadi prom queen.. “ kata Riri. Winda tersenyum. Ya. Winda masih mengingatnya jelas. Sebulan sebelum prom Riri sibuk setengah mati mencari dress. Sedangkan Winda, santai saja. Bahkan tak sedikitpun Ia berminat mengikuti prom. Winda hanya menemani Riri keluar masuk butik,online shop,sampai pada akhirnya terpaksa menemani Riri ke Singapura hanya untuk mencari dress. Dan pulang ke Indonesia dengan 2 koper full. Padahal Winda sudah berkali-kali mengingatkan Riri kalo prom night Cuma sehari. Tapi tetap saja Riri belanja dengan membabi buta. Dan ajaibnya. 3 hari sebelum prom. Aji . HALO. Iyaa Aji . prince charming sepanjang masanya Winda. Cowok yang dari kelas 1 mencuri perhatiannya. Dan selama hampir 3 bulan melancarkan PDKT ma Winda. Mengajaknya pergi ke prom bareng. Seperti kata Riri , seharusnya Winda udah gak perlu kaget lagi. Tapi Winda masih saja gak percaya. Dan setelah kabar mengejutkan itulah yang membuat Winda kalang kabut kocar kacir bukan kepalang gara-gara dia sama sekali gak ada persiapan buat prom. Alhasil memang Tuhan memang menakdirkan Riri sebagai malaikat penolongnya. Dengan sigap Riri memilihkan dress,sepatu,tas. Sampai salon terbaik untuk mendandani sahabatnya itu. Masih teringat jelas di otak Winda. Ketika dia memasuki hall hotel berbintang yang menjadi tempat prom perpisahan SMAnya. Memakai gaun merah darah mini , sepatu perak , dan nilai plusnya adalah , di samping kanannya dan terus menggenggam tangan kanannya adalah ,Aji. Aji terlihat gagah. SANGAT GAGAH dan SEMPURNA memakai tuksedo hitam dengan dasi silver dan sepatu pantofel hitam. Rambutnya tak lagi berantakan sepertii biasa. Winda juga masih ingat ketika Aji menempelkan bibirnya di daun telinga Winda dan berbisik “kamu cantik. Eh,bukan sangat cantik.”
                “Win…”. Winda tersentak. Itu kejadian 5 tahun yang lalu , tapi Winda baru saja merasa dia masih memakai gaun merah dan berdansa dengan Aji.
                “sudah.. jangan lagi kau pikirkan iblis seperti Aji itu..” kata Riri emosi.
                “A—aku sama sek—“
                “kau daritadi mengelus cincin itu.” Singkat riri. Winda terdiam. Dia sama sekali tak merasa bahwa tangan kanannya dari tadi mengelus cincin yang ada di jari manis kirinya.
                “sudah waktunya kau buang cincin itu..”
                “waktunya kau membuka lembaran baru… kau seperti orang gila, Win!” bentak Riri.
                “Biarkan saja aku begini Ri..” kata Winda pelan.
                “Sampai kapan Ri? Sampai kapan kau masih memikirkan dia? Terus memikirkan dia sampai badanmu habis begitu,seperti orang sakit keras!”
                “aku memang sakit Ri.. disini , tepat disini terasa nyeri ..” kata Winda sambil menunjuk dadanya. Perlahan air matanya bergulir.
                “Ayolah Win. Itu sudah 2 bulan yang lalu…”
                “gak semudah itu Ri..”
                “Itu mudah kalo kamu berniat membuangnya jauh-jauh Win!”
                “siapa yang tunangannya lari Ri? Siapa yang tunangannya jalan dengan wanita lain? Siapa yang tunangannya tiba-tiba membatalkan rencana pernikahan? Siapa yang bertunangan hampir 3 tahun dan ternyata gagal menikah hanya karena wanita lain? Tunangan siapa yang dengan santainya bilang ‘maaf aku tidak mencintaimu lagi’ dan membuang cincin pertunangan di depan matanya?” isak Winda.
 Riri terdiam . kemudian mengelus rambut Winda perlahan. Winda yang sekarang memang tak secantik 5 tahun lalu. Winda yang sekarang kurus,pucat,dan rambut berantakan. Menghabiskan waktu hanya duduk di belakang rumahnya sambil menatap air mancur di kolam kecil setelah mengambil cuti dari pekerjaannya sebagai PR di sebuah hotel berbintang. Dulu dia bagai bintang yang bersinar amat terang. Jujur Riri sedikit iri padanya. Walaupun Riri seorang desainer kondang yang di kelilingi banyak orang orang terkenal  , tapi entah kenapa kemarin dia sempat benar-benar iri hati pada Winda. Karir cemerlang, tunangan ganteng seorang eksekutif muda, Winda juga sempat menerjuni dunia modeling, walopun tak sampai setahun kerena si Iblis Aji melarangnya. Ya. Aji memang manusia biadab. Setelah pacaran 2 tahun dengan Winda, mereka memutuskan untuk bertunangan. Aji juga yang mengajak Winda bertunangan. Tapi dia pulalah yang mengakhirinya. Dengan cara yang sangat mengenaskan.
“Biarkan aku begini untuk sementara waktu Ri. Jika memang aku sudah siap. Aku akan menyusulmu ke Bali...” kata Winda sambil mengusap air matanya.